Tersedak Permen jelly Hampir Sebesar Bola Pingpong Penyebab Bocah 10 Tahun tewas

Tersedak Permen jelly Hampir Sebesar Bola Pingpong Penyebab Bocah 10 Tahun tewas
Tersedak Permen jelly Hampir Sebesar Bola Pingpong Penyebab Bocah 10 Tahun tewas

Berkassekolah – Pada 20 Februari 2025, insiden tragis menimpa seorang bocah berusia 10 tahun bernama Mohammad Fahmi Hafiz di Malaysia. Fahmi meninggal dunia setelah tersedak permen jelly berukuran hampir sebesar bola pingpong yang dibelinya di luar lingkungan sekolah. Meskipun sempat dirawat di Unit Perawatan Intensif Anak (PICU) Rumah Sakit Penang (HPP), nyawanya tidak tertolong. Kejadian ini menyoroti bahaya potensial dari konsumsi permen jelly berukuran besar oleh anak-anak dan pentingnya pengawasan orangtua serta regulasi yang ketat terhadap produk makanan yang berisiko.

Bahaya Tersedak pada Anak Akibat Permen Jelly

Tersedak merupakan salah satu risiko serius yang dapat mengancam nyawa anak-anak, terutama balita dan anak usia sekolah dasar. Makanan dengan tekstur kenyal, lengket, dan berbentuk bulat seperti permen jelly dapat dengan mudah menyumbat saluran napas jika tidak dikonsumsi dengan hati-hati.

Dalam kasus Fahmi, permen jelly berukuran hampir sebesar bola pingpong menjadi penyebab tersedaknya, yang akhirnya berujung pada kematian. Kejadian serupa pernah dilaporkan sebelumnya, di mana permen jelly menyebabkan kematian pada balita dan anak-anak akibat tersedak.

Regulasi dan Tindakan Pemerintah

Menanggapi insiden tersebut, Kementerian Kesehatan Malaysia mengeluarkan larangan penjualan permen jelly jumbo yang melanggar persyaratan pelabelan sesuai Peraturan Pangan 1985 dari Undang-Undang Pangan 1983. Produk dengan diameter 45 milimeter atau kurang diwajibkan mencantumkan label peringatan “PERINGATAN: DAPAT MENYEBABKAN BAHAYA TERSEDAK” dan pernyataan “TIDAK SESUAI UNTUK ANAK DI BAWAH 3 TAHUN”. Langkah ini bertujuan untuk mencegah insiden serupa di masa mendatang dengan memastikan konsumen, terutama orangtua, lebih waspada terhadap produk yang berpotensi membahayakan anak-anak.

Peran Orangtua dalam Pengawasan Konsumsi Anak

Orangtua memiliki peran krusial dalam mengawasi dan membimbing anak-anak dalam memilih serta mengonsumsi makanan. Pengawasan ketat diperlukan saat anak-anak mengonsumsi makanan yang berpotensi menimbulkan risiko tersedak, seperti permen jelly, permen keras, atau makanan kecil lainnya.

Selain itu, penting bagi orangtua untuk mengedukasi anak-anak tentang cara mengonsumsi makanan dengan benar, seperti mengunyah dengan saksama dan tidak berbicara atau tertawa saat makan. Kementerian Kesehatan juga menekankan pentingnya pengawasan orangtua dalam mencegah insiden tersedak pada anak-anak.

Kasus Serupa di Berbagai Negara

Insiden terkait permen jelly tidak hanya terjadi di Malaysia. Di Australia, misalnya, permen jelly yang mengandung konjac telah dilarang selama lebih dari 20 tahun karena risiko tersedak yang ditimbulkannya. Konjac adalah agen pengikat yang tidak larut di mulut dan dapat menyumbat saluran napas, menyebabkan kematian pada anak-anak.

Pada Agustus 2024, pihak berwenang di Sydney menyita lebih dari 11.300 permen jelly mini yang mengandung konjac dari beberapa gudang, menegaskan kembali bahaya produk tersebut dan pentingnya penegakan regulasi yang ketat.

Inovasi Permen Jelly yang Lebih Aman

Menyadari bahaya yang ditimbulkan oleh permen jelly tertentu, beberapa inovasi telah dilakukan untuk menciptakan produk yang lebih aman bagi anak-anak. Mahasiswa Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, misalnya, mengembangkan permen jelly ramah diabetes bernama Gummy Joy. Produk ini terbuat dari rumput laut dan pemanis alami stevia, dirancang khusus untuk anak-anak dengan mempertimbangkan kesehatan dan keamanan konsumsi.

Inovasi semacam ini menunjukkan upaya proaktif dalam menyediakan alternatif camilan yang lebih sehat dan aman bagi anak-anak.

Pentingnya Edukasi dan Kesadaran Masyarakat

Edukasi mengenai bahaya potensial dari makanan tertentu sangat penting untuk mencegah insiden tragis seperti yang dialami Fahmi. Masyarakat, terutama orangtua dan pengasuh, perlu diberikan informasi yang memadai tentang risiko tersedak dan cara pencegahannya.

Selain itu, penting untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya membaca label pada produk makanan dan memahami informasi yang tertera, termasuk peringatan dan rekomendasi usia yang sesuai untuk konsumsi produk tersebut.

Langkah-Langkah Pencegahan Tersedak pada Anak

Untuk mencegah risiko tersedak pada anak, beberapa langkah pencegahan dapat dilakukan:

1. Pemilihan Makanan yang Tepat: Hindari memberikan makanan dengan tekstur keras, kenyal, atau berbentuk bulat yang dapat menyumbat saluran napas.

2. Pengawasan Saat Makan: Pastikan anak-anak duduk dengan tenang saat makan dan tidak berbicara, tertawa, atau berlari.

3. Potong Makanan Menjadi Ukuran Kecil: Potong makanan menjadi potongan kecil yang mudah dikunyah dan ditelan oleh anak.

4. Ajarkan Kebiasaan Makan yang Baik: Edukasi anak tentang pentingnya mengunyah makanan dengan baik sebelum menelan.

5. Hindari Makanan Berisiko untuk Anak Kecil: Anak di bawah usia 4 tahun sebaiknya tidak diberikan makanan yang berpotensi menyebabkan tersedak, seperti permen keras atau permen jelly berukuran besar.

Kesimpulan

Kasus tragis yang menimpa Mohammad Fahmi Hafiz akibat tersedak permen jelly berukuran hampir sebesar bola pingpong menjadi peringatan penting bagi semua orangtua dan masyarakat. Insiden ini menyoroti bahaya tersedak yang dapat mengancam nyawa anak-anak, terutama dari makanan dengan tekstur kenyal, lengket, dan berbentuk bulat. Tindakan cepat Kementerian Kesehatan Malaysia yang melarang permen jelly jumbo menunjukkan komitmen dalam melindungi konsumen, terutama anak-anak, dari risiko makanan berbahaya.

Peran orangtua sangat krusial dalam mengawasi konsumsi anak-anak dan memilih makanan yang aman. Edukasi tentang cara makan yang benar dan membaca label peringatan pada produk makanan juga menjadi langkah pencegahan yang efektif. Selain itu, inovasi permen jelly yang lebih aman, seperti Gummy Joy dari Universitas Airlangga, menunjukkan bahwa camilan untuk anak-anak dapat tetap menyenangkan tanpa mengorbankan keselamatan.

Insiden ini menjadi pengingat bahwa keselamatan anak adalah prioritas utama. Dengan pengawasan yang tepat, edukasi yang memadai, dan regulasi yang ketat, risiko tersedak pada anak-anak dapat diminimalkan. Semua pihak, mulai dari produsen makanan, pemerintah, hingga orangtua, memiliki peran penting dalam memastikan keamanan konsumsi makanan bagi generasi muda.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *