Berkassekolah – Dalam beberapa pekan terakhir, dunia pendidikan Indonesia dikejutkan oleh inovasi pembelajaran yang dilakukan oleh Dede Sulaeman, seorang guru Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan (PJOK) di SD Negeri Cinyawar, Desa Ciloto, Kecamatan Cipanas, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Melalui akun TikTok-nya, @de.desul, Dede membagikan metode pengajaran yang tidak biasa namun sangat bermanfaat bagi siswa-siswinya. Ia mengajarkan keterampilan hidup sehari-hari, seperti menyetrika dan melipat baju, kepada murid-muridnya. Langkah ini menuai pujian dan apresiasi dari berbagai kalangan, karena dianggap mampu membekali anak-anak dengan keterampilan praktis yang esensial dalam kehidupan sehari-hari.
Profil Dede Sulaeman: Guru PJOK yang Inovatif
Dede Sulaeman telah mengabdikan dirinya sebagai guru selama 11 tahun. Sebelumnya, ia sempat mengajar di Global Islamic School selama dua bulan sebelum akhirnya menetap di SD Negeri Cinyawar sebagai guru PJOK hingga saat ini. Dalam perkenalannya kepada detikEdu, Dede menyatakan bahwa mata pelajaran PJOK memiliki cakupan yang holistik, tidak hanya terbatas pada olahraga semata, tetapi juga melatih keterampilan, kognitif, dan sikap siswa.
Integrasi Keterampilan Hidup dalam Pembelajaran PJOK
Dalam implementasi Kurikulum Merdeka yang diadopsi oleh sekolahnya, Dede menekankan pentingnya elemen kesehatan dalam mata pelajaran PJOK, khususnya dalam memilih hidup yang menyehatkan. Ia berfokus pada pengajaran tentang menjaga kebersihan pakaian sebagai bagian dari upaya menjaga kesehatan. Dede mengajarkan siswa-siswinya tentang pentingnya menjaga kebersihan pakaian dan dampak negatif dari penggunaan pakaian kotor. Selain itu, ia juga mengajarkan proses mencuci, menjemur, hingga menyetrika pakaian agar layak digunakan kembali.
Metode Pengajaran Praktis: Menyetrika di Kelas
Dengan jumlah siswa mencapai 65 orang, Dede membagi mereka ke dalam beberapa kelompok kecil, masing-masing dipimpin oleh seorang penanggung jawab. Sebelum memulai praktik menyetrika, Dede memberikan penjelasan mendetail mengenai prosedur penggunaan setrika yang aman dan benar. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa siswa memahami risiko dan dapat mengoperasikan setrika dengan tepat. Dede menekankan bahwa dengan strategi dan metode pengajaran yang tepat, siswa mampu menguasai keterampilan yang dianggap berbahaya atau belum waktunya diajarkan.
Respons Positif dari Orang Tua dan Siswa
Inisiatif Dede mendapatkan respons positif dari para orang tua. Beberapa di antaranya menghubungi Dede untuk menyampaikan bahwa anak-anak mereka mulai mempraktikkan keterampilan menyetrika di rumah. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran yang diberikan tidak hanya berhenti di kelas, tetapi juga diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari, membantu siswa menjadi lebih mandiri.
Refleksi dan Pengembangan Pembelajaran
Dede rutin melakukan refleksi setelah setiap sesi pembelajaran untuk mengevaluasi kekurangan dan kelebihan dari metode yang digunakan. Dari refleksi ini, ia mendapatkan inspirasi untuk membuat pembelajaran berikutnya lebih inklusif, menyenangkan, dan bermakna bagi siswa. Selain itu, Dede juga aktif mengikuti akun-akun pembelajaran dari luar negeri untuk mendapatkan ide dan inspirasi dalam mengembangkan metode pengajarannya.
Pentingnya Pendidikan Keterampilan Hidup dalam Kurikulum PJOK
Integrasi keterampilan hidup dalam pembelajaran PJOK sejalan dengan tujuan kurikulum yang holistik. Pendidikan jasmani tidak hanya berfokus pada pengembangan fisik, tetapi juga mencakup aspek kognitif, afektif, dan keterampilan hidup. Dengan mengajarkan keterampilan seperti menyetrika, siswa tidak hanya belajar tentang kebersihan dan kemandirian, tetapi juga mengembangkan rasa tanggung jawab dan disiplin.
Tantangan dan Harapan dalam Implementasi Pembelajaran Keterampilan Hidup
Meskipun mendapatkan respons positif, implementasi pembelajaran keterampilan hidup dalam mata pelajaran PJOK menghadapi beberapa tantangan. Salah satunya adalah persepsi masyarakat yang masih menganggap PJOK hanya sebatas olahraga fisik. Selain itu, keterbatasan fasilitas dan sumber daya di beberapa sekolah juga menjadi hambatan. Namun, dengan dedikasi dan kreativitas guru seperti Dede Sulaeman, diharapkan paradigma ini dapat berubah, dan pembelajaran PJOK dapat menjadi lebih holistik dan bermanfaat bagi siswa.
Kesimpulan
Langkah inovatif yang dilakukan oleh Dede Sulaeman dalam mengajarkan keterampilan hidup sehari-hari melalui mata pelajaran PJOK membuktikan bahwa pendidikan dapat dikemas secara kreatif dan aplikatif. Dengan pendekatan yang tepat, siswa tidak hanya mendapatkan pengetahuan teoritis, tetapi juga keterampilan praktis yang berguna dalam kehidupan sehari-hari. Semoga inovasi ini dapat menginspirasi para pendidik lainnya untuk terus berkreasi dan menghadirkan pembelajaran yang bermakna bagi generasi penerus bangsa.